Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan, sehingga dari sisi ketahanan pangan fungsinya menjadi amat penting dan strategis.
Komoditi jagung berperan untuk memenuhi kebutuhan pokok karbohidrat masyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pangan olahan dan pakan.
Pada pelaksanaan SL-PTT Jagung Hibrida mendapat fasilitasi/dukungan penyediaan benih melalui Bantuan Benih Unggul. SL-PTT merupakan Sekolah Lapangan bagi petani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi secara berkelanjutan.
Dalam SL-PTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui pembelajaran dan penghayatan langsung, mengungkapkan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan, menghadapi dan memecahkan masalah-masalah terutama dalam hal teknik budidaya dengan mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi.
Pada lahan sawah, jagung umumnya ditanam pada akhir musim hujan sehingga tanaman tidak jarang mengalami kekeringan pada musim kemarau. Agar tidak mengalami kekeringan, tanaman perlu mendapat pengairan sebelum menunjukkan gejala kekeringan.
Sumber air pengairan tanaman dapat berasal dari jaringan irigasi atau sumur di sekitar areal pertanaman dan didistribusikan dengan bantuan pompa air yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam hal ini diperlukan pengaturan waktu dan cara pengairan yang tepat dengan pertimbangan efisiensi pemakaian air.
Pada lahan sawah tadah hujan, terutama pada musim kemarau, pengairan tanaman mutlak diperlukan sehingga perlu diketahui sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk mengairi pertanaman. Alur-alur drainase yang dibuat pada saat pertumbuhan tanaman berperan penting dalam pendistribusian air ke areal pertanaman. Pembuatan alur drainase dapat menggunakan cangkul, bajak, atau alat pembuat alur drainase
Melalui penerapan SL-PTT petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (varietas, tanah, air dan sarana produksi) secara terpadu dalam melakukan budidaya di lahan usahatani berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih terampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan produksi jagung di 3 (Tiga) Kelompok Tani, Poktan Sumber Makmur II, Poktan Sukses Mandiri dan Poktan Sukses Makmur.
Upaya peningkatan produksi jagung hibrida di 3 (tiga) Kelompok yang tergabung pada Gapoktan Jati Asri Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang mendapat fasilitasi/dukungan penyediaan benih melalui Bantuan Benih Unggul Jagung Hibrida NT 10 dari PT. Pertani yang terfokus pada penerapan Sekolah Lapang Pertanian Tanaman Terpadu (SL-PTT) Tahun 2011 pada areal seluas 5 Ha yang mebutuhkan bibit Jagung Hibrida sebanyak 75 Kg, target per 1 Ha menghasilkan 5 Ton Jagung Hibrida, sedangkan di lapangan per 1 Ha menghasilkan 7,36 Ton berarti menjadi pemicu dalam meningkatkan produksi jagung 1,22 %.